Teman Kelas Ane Meninggal Misterius (PART 6)
Sebelum ane mulai lanjut ke part 6, ini semua bener2 terjadi sesuai yg ane alamin dan saksikan dengan beberapa teman tanpa bermaksud meremehkan agama tertentu. Cerita pengalaman ane ini cuman buat perenungan viewer aja, terutama bagi ane sendiri saat itu yg bener2 ga percaya bahwa jiwa yg dikorbankan untuk Iblis itu sebagai persembahan memang ada. Jangankan di pedesaan, di kota seperti kota batam saat itu aja terjadi. Wallahualam gansis.
Oke mari kita mulai.
Setelah mendapatkan goreng2an bonus dari sisa2 penjualan kantin, ane pun dengan beringas mengkonsumsinya. Maklum, sudah masuk jam makan siang, apalagi abis ngangkut si melisa yg berbobot seperti beras sekarung 50kg. Disela-sela kami menunggu bel yg akan menandakan berakhirnya jam pelajaran hari itu, ane pun menyarankan si melisa buat sms sopirnya buat jemput sekarang. Si melisa pun menuruti saran ane, segera dia mengambil hape dari sakunya dan mengetik sms.
"eh nanti keluar UKSnya tunggu sudah agak sepi aja, kasian pasti melisa bakal diliatin anak2", ujar ane yg khawatir.
Adegan ane gotong menggotong melisa melintasi beberapa kelas pasti mengundang tanya beberapa makhluk kelas yang kepo.
"iya, aku malu. Apalagi aku anak baru", ujar melisa yg pasrah dengan hari itu.
"oke, nanti setelah bel berbunyi kita tunggu 15 menitan, biasanya sudah sepi bener", ujar ane.
Tak lama bel berbunyi dan kami pun saling lihat satu sama lain. Ane pun segera menutup pintu UKS dan hordeng jendelanya, Maksud ane biar menghindari kepoan dari beberapa anak kelas lain termasuk kelas ane.
2 menit kemudian ternyata pintu UKS diketok dan suara wali kelas ane memanggil ane.
"Dit... Ini ibu, buka, gimana melisa?", tanya bu wali kelas ane
ane segera membuka pintu dan menyaksikan seluruh warga kelas ane di belakang wali kelas.
Ane pun segera menyuruh bubar para warga kelas ane, dengan menjawab si melisa sudah sadar dan lagi makan goreng2an. Ane pun membuka pintu dan membiarkan para warga kelas ane yg perhatian buat melihat dari pintu.
"eh, jangan masuk, sudah pengap begini, udah bubar sana", ujar ane ke teman2 kelas ane.
wali kelas ane pun masuk dan segera menghampiri melisa dengan berbicara pelan. Ane kagak denger saat itu karena sibuk menghalau warga kelas buat masuk.
"mel, cepet sembuh ya", rata2 begitu suara teman2 sekelas ane.
melisa pun membalas dengan mengiyakan dan mengucapkan terima kasih yang diiringi wajah yang penuh ceria.
"dah ayok bubar, uda aman kok melisa, ada cowoknya yg ngurus tuh", ujar Yuni sang provokator
"annjjjiiirrr lu, gue cipok baru nyahok lu tar", ujar ane rada genit
"ahhhh mau dong, ayo kapan", balas Yuni yg memang rada mesum genit wakakakkaka
mereka pun bubar dengan tenang dan wali kelas ane pun akhirnya berbicara dengan ane.
"Ketua kelas, yg jemput melisa sudah dikabarin belom?", tanya wali kelas ane.
"sudah bu, aman aman, beres pokoknya tenang aja", ujar ane berusaha meyakinkan
"sippp, memang ketua kelas ibu paling bisa diandalkan", ujar wali kelas ane dengan menepuk2 kepala ane.
"ibu pulang saja, biar kami berempat nemanin melisa sampai jemputannya datang", ujar ane
Wali kelas ane pun menyarankan ane kalau ada apa2 ke ruang guru saja, karena dia masih harus ngoreksi beberapa lembar ujian.
Ane pun mengangguk dan segera menutup pintu kembali menghindari warga kelas lain yg kepo.
"mel kamu nggak papa? kalo masih pusing baring aja deh, kamu mau minum teh kah?", tanya ane
"iya ne kok aku mual dan pusing lagi ya, padahal uda makan gorengan", ujar melisa
"oh wajar, masuk angin emang begitu", ujar bily
melisa pun berbaring kembali dan sesekali tersenyum malu2 ke arah kami yg selalu melototin si melisa.
"ih, uda jangan diliatin, ge er tau", ujar melisa
"aduh maap, suka kelupaan kalau aku tampan suka bikin malu cewek2", ujar bily dengan pede
kami pun ngakak2 dan si mister langsung menjitak kepala bily.
"eh, aku mau ambil tas aku dan melisa dlu, kalian jaga melisa dlu, nanti gantian ambil tas masing2", ujar ane.
"eh, ga usa, uda disini aja, biar aku ambilin tas sama mister, lu ma si bily tungguin disini aja", ujar lexi yg nampaknya kalau teman kesusahan paling siap membantu
"oh yauda, sekalian tolong rapi2in semua buku2 di meja ya masukin aja ke dalam tas", ujar ane
"beres, ayok mis", ujar lexi yg segera bergegas keluar dengan mengintip sekitar. Memastikan tidak ada lagi makhluk2 kepoers yang ingin tau kejadian pingsannya melisa.
Ane dan bily pun duduk dengan tenang, maklum si melisa mulai memejamkan matanya. Dengan mengkode supaya silent, si bily kemudian mengecek hapenya. Baru 5 detik, tiba-tiba si melisa mulai mengeram.....
"errrrrrrrrrrrrrrrrrrr...... errrrrrrrrrrrrrrrr.... errrrr.............", eraman melisa yang terbaring sembari kejang-kejang.
ane saat itu kaget dan tak percaya, secara otomatis ane dan bily langsung berdiri dan melihat satu sama lain kebingungan.
"aaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrhhhhhhhhhhh arrrrrrrrrrhhhhhhhhhhhhhhhhhhh", suara eraman melisa semakin keras dan bener2 serak.
Ane pun langsung mendekat dan berusaha membangunkan melisa agar berhenti dari mengeram2 ngeri begini.
"keknya, kerasukan ne si melisa, dit", ujar bily yang segera memegang kaki si melisa yang meronta-ronta.
"dit, gimana ne dit", ujar bily yg semakin panik karena menendang2 tangan dan badan si bily (terkadang kena juga ke biji menyan bily waakakakakaa)
ane pun kagak pernah ngadepin orang kerasukan, palingan orang kecelakaan doang saat itu. Ane segera menyarankan si bily untuk membaca surat2 pendek dalam Alquran.
"surat apa?", tanya bily
"ayat kursi bisa ga?", tanya ane yg juga belum apal ne ayat kursi saat itu
"ga bisalah, ane cuman iqro 4", ujar si bily yg membuat ane kaget dan sedikit ketawa saat itu karena cengiran bily bener2 lucu.
"anjir, uda deh baca doa kulhu aja apa alfatihah, kalo ga astagfrullah aja dlu sampai si lexi dan mister datang", ujar ane
Surat2 pendek pun kami baca2kan dan setelah beberapa detik tiba2 rontaan dan eraman dari melisa berhenti. Saat itu ane pun sedikit lega tapi tak percaya kami bisa menghentikan kerasukannya melisa.
"eh ada bakat ustads juga kita ne ya", ujar bily yg kembali nyengir karena takjub menghentikan kerasukannya melisa.
ane jujur aja saat itu rada bangga dan juga lega karena berhasil menghentikan kerasukan.
Tak lama mata melisa terbuka tapi melotot ke arah bily. Ane saat itu masih suasana tertawa akibat candaan si bily.
"dit, liat melisa", ujar bily dengan wajah panik.
ane pun melihat wajah melisa yg melotot ke arah bily dan menunjukkan giginya seperti geram.
"ampun melisa ampun ampun", ujar bily dengan merapatkan tangannya memohon maaf.
"Dit gimana ne?", ujar si bily meminta arahan ke ane.
"Ayo baca lagi bil surat2 pendek", ajak ane.
kami pun membaca dengan keras dan ketakutan.
tiba-tiba, si melisa bangun duduk tapi ane kaget rupanya dia membalikkan badannya. Si melisa bangun dengan posisi seperti anjing. Ane dan bily pun semakin memperkeras bacaan surat2 pendek kami. Dan yang terjadi kemudian si melisa melolong seperti serigala yg bener2 memilukan hati.
"auuuuuuuuuuuuuu aaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu aaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu aaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu auuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu", suara melisa yg beneran di lolongan yg paling akhir ane mendengar seperti campuran lolongan tapi juga terdengar tangisan gansis (ente coba cari lolongan serigala yg ada tangisannya nah begitu gansis kira2 tapi ane yakin kagak lebih horor dari yg ane denger).
ne dan bily mundur dari ranjang kasur UKS dan bahkan tak sadar tangan ane menyenggol gelas hingga pecah. Bily saat itu terduduk gansis, bener2 ketakutan dan takjub. Si melisa bener2 layaknya serigala atau anjing ane ga paham, suaranya bener2 suara lolongan anjing atau serigala yg ga ada suara2 manusianya saat itu. Ane bener2 takjub, kalau ini akting, ndak mungkin bisa niruin suara begini, ane hakkul yakin gansis ga akan bisa ngehasilin suara begini. Lolongan anjing yg diiringi sayup2 tangisan.
Si melisa yg berposisi seperti sedang main anjing2an tidak menghiraukan ane. Malahan kepalanya selalu di tengadahkan ke atas. Sesekali dia melolong panjang, dan menunduk beberapa detik kemudian melolong kembali bener2 membuat ane kagak tau harus gimana.
lexi dan mister kembali dengan membawa tas2 ane dan melisa.
"eh kenapa dia?", ujar si lexi keheranan
"anjiiiiirrrrrr, ini horor abis kerasukannya, anjiiirrrrrr", ujar si mister yg ga percaya atas kerasukan si melisa dengan melolong2.
"eh kalian apain trus bantu doalah", ujar lexi
"udah, awalnya cuman eram2an, kami baca surat2 pendek malah jadi melolong2 begini", ujar si bily dengan nada panik.
Ane pun teringat bahwa si melisa ini pergi ke gereja, pasti sama dengan si lexi dan mister pikir ane saat itu.
"ei, kalian kan sama agamanya dengan melisa, coba bantu doa2 kalian", pinta ane ke lexi dan mister.
"anjiiiirrrr, beda gereja anjirrrr", ujar si mister
"beda gimana", ujar ane kagak paham
"ya beda, ane katolik, si lexi protestan, nah si melisa kristen apaan?", respon mister dengan panik
"alamak, yang penting coba aja dah doa2 kalian2", pinta ane.
"anjjiiiirrr yawda de aku coba", yang diikuti bacaan doa mister yg ane denger sayup2 tentang roh suci, roh kudus, bunda maria, terpujilah2 dan sebagainya ane kagak denger karena sibuk memperhatikan reaksinya melisa. Mungkin juga karena si mister ngomong cuman komat kamit doang dengan cepat jadi kagak jelas.
"bapak yesus di surga, tolonglah hamba kita, beri kekuatan melawan godaan setan", doa lexi yg ane dengar dengan lebih jelas.
namun sebelum lexi melanjutkan doanya dengan merem2 dan penuh penghayatan, tiba2 lolongan si melisa berhenti.
Ane pun segera menabok si lexi yang menghayati bener doanya. Seketika si mister pun berhenti dan menyaksikan melisa yg masih posisi seperti serigala. Tapi kali ini matanya mengarah ke kami berempat dengan tatapan penuh bengis menurut ane untuk menggambarkan tatapan melisa saat itu. Antara meremehkan dan juga ingin menakuti kami tatapan melisa saat menoleh ke kami yg berhenti melolong.