Langsung ke konten utama

DI BALIK PONDOK

 “Mereka me-ruqyahku, tapi aku tidak melihat mereka mengeluarkan sesuatu dari dalam diriku, tapi justru malah memasukan ‘jin’ lain ke dalam tubuhku.”


Utas singkat dari balik ‘Pondok’



Mungkin judul utas di atas menyisakan pertanyaan “Loh, kok bisa? Bukannya ruqyah membersihkan diri? kenapa jadi sebaliknya?” ...


Betul, sejatinya Ruqyah ialah salah satu bentuk ruwatan diri yang memiliki segudang manfaat-- 

Namun sayangnya, banyak ‘oknum’ yang memanfaatkan label ruqyah tersebut untuk kepentingan pribadi. Kisah singkat ini menjadi satu dari sekian banyak contoh kasusnya.


Silahkan tandai, RT, tinggalkan jejak atau markah judul thread teratas agar tidak terlewat update-nya. 

Mari kita mulai,


Panggil saja saya Dika, saya tinggal di kota S, sejak kecil fisik saya terbilang lemah. orang-orang bilang aku Iga Jarang. Setiap habis dari tempat-tempat ‘rawan’ pasti langsung mimisan, habis itu gelap alias gak sadar lagi. 

Tau-tau pas bangun badan pada sakit kayak habis digebukin. Ternyata kata orang rumah aku yang habis ngamuk-ngamuk sampai nyerang sekitar, manjat pohon, dan kadang sampai nyelakain diri sendiri. 

Entah bagaimana bisa, aku tanya orang tuaku juga gak dapat jawaban pasti. Mereka cuma cerita, semasa aku dalam kandungan ibuku. Ibu dan Ayah pernah naik motor di jalanan yang cenderung sepi. 

Namun tiba-tiba motor-motor yang menyalip dari belakang langsung pada jatuh secara beruntun di titik yang sama. Ayah udah panik, dia mencium aroma wewangian kembang entah dari mana, 

tapi untungnya pas giliran orang tuaku lewat--mereka jadi satu-satunya motor yang gak jatuh. Semua orang-orang pada ngeliatin ayah-ibuku. 

Motor mereka terus berjalan dengan penuh hati-hati, dari situ sudah merasa seperti ada satu motor yang terus mengikuti tapi gak pernah menyalip kedepan ketika ayah melambatkan laju motor. 

Ayah sempat berpikir negatif,  sampai ayah memberhentikan motor dan orang tersebut untuk bertanya kenapa mengikuti.


Kalian tau? ... 

Orang itu bilang dari tadi sebelum motor-motor jatuh, dia udah melihat ada kuntilanak yang terbang mengikuti motor orang tuaku melaju. Orang itu berpesan pada ayah untuk hati-hati. 

Itu kejadian pertama, setelah itu kejadian lainnya yang diingat ibu ialah ketika usia kandungannya sudah besar, tengah malam ibu terbangun dari tidur, saat dia bangun, dia kaget melihat ada sosok nenek-nenek kurus merayap di atap rumah dengan lendir yang menetes. 

Sontak, ibu sampai balik badan tengkurap seolah lupa kalau dia lagi hamil besar.

Singkat cerita, aku lahir dan tumbuh menjadi anak yang sakit-sakitan sampai sekitar usia 9 tahunan, 

dari situ fisikku perlahan membaik tapi di situ juga seingetku pertama kali aku melihat sosok ‘mereka’ yg aneh-aneh dan mulai sering kerasukan.

Aku sakit setiap kali habis kerasukan/ketempelan. Rasanya tuh capek banget. Tau gak sih, rasanya kita ga bisa ngendaliin tubuh sendiri. 

Ayahku membawaku berobat kemana-mana, termasuk ke psikater. Tapi semua gak ada hasilnya. Semakin aku mencoba untuk tidak peduli, semakin keras cara mereka menyiksa mentalku. 

Puncaknya, Ayah memasukanku ke dalam salah satu pondok pesantren yang kata kenalannya memiliki pengajar yang sakti untuk menyembuhkan dan meruqyah orang macam aku. 

Pesantren itu terletak di pelosok desa yang banyak pohon-pohon kayu jati. Pesantrennya sangat luas dengan beberapa bangunan yang berbeda-beda. 

Pertama kali datang, kami langsung bertemu dengan pengajar ‘sakti’ (aku menyebutnya oknum) yang katanya salah satu pimpinan di pondok itu, dia mengatakan tubuhku wangi-- 

banyak disukai dan banyak makhluk yang ingin menjadikan ragaku sebagai ‘rumah’, itu sebabnya aku sering kerasukan. 

Dia bilang, selama mondok di sini, aku juga akan diberikan program ruqyah rutin untuk membersihkan tubuh dan membentengi kebatinanku agar tidak mudah goyak oleh jin. 

Mulanya, aku takjub dengan perkataan beliau dan sempat percaya bahwa aku masih punya harapan untuk sembuh dan jadi normal.


Bapak itu nyuruh kita nginep, karena katanya ruwatan pertama baru bisa dilakukan besok, karena sekarang sudah terlalu malam. 

Kita disiapkan kamar khusus yang mirip bangunan pendopo. Kamar kita bersebrangan langsung dengan musholah pondok.


Malam itu, aku kebangun tengah malam. Rasanya kamar jadi pengap, padahal udara di luar cenderung dingin karena lokasi pondok ini ada di dataran tinggi. 

Aku berniat untuk membuka jendela agar ada angin masuk, tapi pas mau buka jendela, di musholah aku melihat perempuan bermukena merah sedang shalat sendirian. 

Semuanya tampak normal sampai aku sadar kalau perempuan itu shalat menghadap arah yang berlawanan dengan arah kiblat!


Disitu aku panik, rasanya ada yang gak beres. 

pas aku lihat lagi perempuan itu sudah dalam posisi berdiri , wajahnya menempel di kaca mushola tersenyum lurus kepadaku. Kalau ingat kejadian itu masih merinding, 

sepanjang malam aku gak bisa tidur karena mendengar suara rintihan perempuan minta tolong. Aku mencoba mengabaikan sekuat tenaga karena gak mau ketarik ke dalam permainan makhluk itu. 

Besok harinya aku cerita sama bapak itu mengenai sosok perempuan mukena merah yang kulihat, tapi dia tidak menanggapi serius, sampai setelah ba’da isya aku mulai melakukan ruqyah. 

Aku masuk ke ruangan bapak itu yang sebenarnya seperti pendopo pada umumnya, ada kamar mandi di dalam yang lantainya terbuat dari batu kali. Aku dimandikan disebuah bak besar yang airnya sudah penuh sama kembang. 

Di sini aku merasa disekitarku padat sesak, tapi aku gak bisa melihat mereka. Cuma jelas banget aku merasa diperhatiin dari berbagai arah. Entah kenapa aku mulai ketakutan, habis diguyur bebarapa kali, aku langsung diminta pakai baju tanpa mengeringkan badan terlebih dahulu. 

Kemudian aku mulai dibacakan ayat-ayat doa. Nah, pada saat bapak ini membaca ayat-ayat doa, aku mendengar suara bapak ini jadi ramai seperti banyak yang mengikuti, suaranya bergema dari berbagai sisi. Seketika aku mual, 

di momen ini aku mulai melihat asap-asap padat yang seperti berlomba-lomba masuk ke dalam tubuhku. Asap-asap itu semakin pekat seiring doa-doa yang dibaca.

Di situ, aku melihat sosok perempuan mukena merah itu lagi. 

Wajahnya separuh hancur, lehernya sobek. Dia mendekatkan wajahnya tepat di hadapanku. Di situ aku berteriak, semakin aku ketakutan, perempuan itu semakin tertawa memekik sampai aku sudah tak mendengar suara apa-apa selain suara tawa perempuan itu. 

Gimana ya ngejelasinnya, perempuan itu memberitahuku reka kejadian mengenaskan yang dialaminya saat meninggal. Perempuan itu ialah santri yang diperkosa oleh anak dari bapak yang meruqyahku. 

Santri itu meninggal bunuh diri, dan kasusnya ditutupi oleh bapak ini yang menjabat sebagai pimpinan pondok karena tidak ingn nama baiknya tercoreng.


Aku sebenarnya tidak ingin mencampuri urusan mereka. 

Disitu badanku sakit banget rasanya karena banyak dari mereka yang mencoba masuk ke badanku yang aku yakin diperantarai oleh bapak ini.  Aku minta berhenti, tapi tidak diperdulikan, 

sampai aku udah gak kuat dan aku spontan bilang ke dia,


“gak usah sok suci. Didik anak bapak yang bener, baru didik orang lain. Pemerkosa kok ditutupi, dia harus tanggung jawab!” 

Tiba-tiba bapak itu berhenti, dia seperti tersinggung. Ayahku bertanya ke aku apa yang maksud ucapanku. Ya, aku jelasin apa adanya sebagaimana yang aku lihat. Habis itu ruqyah diberhentikan, 

bapak itu langsung mengusir kami untuk pulang dengan kalimat yang menurutku mengancam, katanya:


“Jangan ikut campur, sejauh apa pun kalian berada, saya bisa cari kalian.” 

Emosi banget sumpah kalau ingat itu.

Aku tidak menyebut semua ponpes, atau pun pe-ruqyah seperti itu ya, itu mungkin hanya oknum yang kebetulan aku lebih sering ketemu sama mereka yang menyimpang memanfaatkan agama untuk kepentingan pribadi. 

Kasian, niat ruqyah niat mau sembuh malah ditambah, tujuan apa? ..


Supaya adanya makhluk milik mereka ditubuh kita, itu hanya akan membuat tubuh kita merasa lebih baik sementara setelah itu kembali kumat sesuai dengan kontrol dari yang bersangkutan. 

tujuannya ya untuk bikin kalian balik lagi, berobat lagi. Begitu terus.

Sepertinya sekian dulu cerita dariku, semoga kita semua selalu dalam lindungan tuhan 

---Thread End---


Sebenarnya udah banyak cerita masuk ke saya yang berlatar pesantren. cuma saya tadinya sebisa mungkin menghindari mengangkat topik yang sensitif. 

Eh tadi habis nonton film tentang kejadian di Ponpes juga (Judulnya Munkar) langsung ke trigger keinget sama cerita Mas Dika di atas, gimana qorin santriwati yang seketika balik lagi ke ponpes tanpa ada yang tahu kalau sebenarnya dia baru meninggal. 

Semua berawal dari manusia-manusia munafik yang munkar sehingga memberikan jalan bagi jin untuk menyesatkan bahkan menyakiti manusia secara langsung. 

Postingan populer dari blog ini

Misteri Suara Tanpa Wujud

Malam itu pekat tak berbintang, hujan sejak sore sudah mulai sedikit reda, menyisakan gerimis halus ... membawa kesejukan. Namun, membuat sekujur tubuh merinding juga. Bagaimana tidak, aku hanya sendirian di rumah kala itu. Ayah dan ibu sedang ke luar kota menjenguk kakak yang habis lahiran. Kebetulan aku tak ikut, karena sering mabuk darat juga karena perjalanan ke rumah saudariku itu terbilang cukup memakan waktu lama. Bisa pegal pinggangku kelamaan duduk dalam mobil. Malam itu, lepas makan semangkuk indomie kaldu dicampur cabe lima biji plus perasan jeruk nipis sebelah, cukup membuat badan sedikit hangat. Makanan penggugah selera itu selalu menjadi makanan pengusir dingin kala malam tiba dengan segudang hawa dingin yang mencekam. Musim hujan selalu membawa berkah bagi Mpok Iin, penjual indomie langgananku di sudut jalan depan. Stok jualannya selalu laris olehku, pecinta mie kaldu. Setelah habis melahap semangkuk makanan andalan, segera bergegas ke ruang belakang rumah. Dapur maksudn...

Privacy Policy

  Narastudio built the app as a Free app. This SERVICE is provided by Narastudio at no cost and is intended for use as is. This page is used to inform visitors regarding our policies with the collection, use, and disclosure of Personal Information if anyone decided to use our Service. If you choose to use our Service, then you agree to the collection and use of information in relation to this policy. The Personal Information that we collect is used for providing and improving the Service. We will not use or share your information with anyone except as described in this Privacy Policy. Information Collection and Use For a better experience, while using our Service, I may require you to provide us with certain personally identifiable information. The information that I request will be retained on your device and is not collected by me in any way. The app does use third party services that may collect information used to identify you. Link to privacy policy of third party service prov...

Lexi Terkencing-kencing

Beberapa hari setelah mendengar melisa yang sudah tiada, kami pun mencoba mengikhlaskan dan cuman mengingat melisa sebagai bagian kenangan yang indah waktu sekolah. Tampaknya bekas trauma dan sedih tentang melisa ini membuat kami benar2 enggan buat membahas dan mengingat2 kejadian maupun kenangan bersama melisa. Bahkan beberapa cew famous yg pernah membully si melisa merasa bersalah dan menemui ane buat menyampaikan permohonan maaf ke melisa (dipikirnya ane dukun apa bisa ngirim salam ke arwah). Ane bahkan sempet candain mereka uda ane sampaikan nanti melisa langsung datang sendiri ngobrol langsung dengan mereka, yang diikuti rasa horor dan kepanikan dari wajah2 cew famous ini wakakakakka. "eh besok sabtu, kita bikin tenda sendiri aja", ajak lexi "emang lu ada tenda?", tanya ane "ada keknya, tapi lupa aku taruh dimana nanti aku cek dlu", jelas lexi. "gua ada, tenang aja nj*ng, tapi tenda ku ne gede banget", ujar mister "ah bagus kalau gede, ...

Teman Kelas Ane Meninggal Misterius (PART 4)

 Teman Kelas Ane Meninggal Misterius (PART 4) Sekitar jam 8an malam ane akhrinya sampai di rumah. Emak ane ternyata lagi nonton tivi barenga adik2 ane. Sembari melepas baju di dalam kamar ane, telpon rumah pun berdering. Kebetulan karena memang di renovasi rumah ane, dari ruang tamu jadi kamar ane, ne telpon diinapkan di kamar ane. Mungkin disengaja apa kagak, tapi memang ne telpon rata2 berbunyi nyariin ane. Setelah berganti pakaian seragam rumah ane, celana pendek dan singletan, ane pun mengangkat ne telpon. Ternyata si melissa yang nelpon. Dia menanyakan dari tadi sore nelpon ane masih belum balik darimana. Ane pun menjelaskan habis ngajak shopping si billy yang pengen berubah dari bujang band malaysia jadi bujang band punk rock skaters. Kami pun terbahak-bahak dan ane menceritakan ekspresi si Billy yg menghabiskan 2 juta rupiah cuman untuk 3 kaos, 1 celana panjang dan 1 celana pendek wakakkakaka. Padahal dia niatan juga mau beli tas dan sepatu buat ke sekolah seperti si lexi da...

Me #2 -DOPPELGANGER-

 Waktu saya masih sekolah sd dan toko bapak masih rame" nya, saya lebih sering belajar sendiri karena orang tua saya sibuk sama pembeli. Malam itu seperti biasa saya lagi ngerjain pr dari sekolah sendirian. Di toko ini ada rak untuk barang yang di taruh di tengah sekaligus jadi pembatas buat sedikit ruangan di belakang yang biasa dipake buat shalat sekaligus tempat tidur orang tuaku. Nah saya belajar di situ sambil menghadap lorong yang ada di belakang rumah. Ngerjain pr sambil tengkurap karena ga pake meja, cuma beralas bantal biar dada ga sakit. Lagi fokus" nya saya ngerjain pr (nunduk) sekilas saya lihat di depan saya bapak lewat di lorong dari arah warung nasi ke kamar saya di timur (posisi toko ada di tengah) pakai gamis putih yang biasa bapak pake kalo pergi shalat jum'at. Saya noleh sebentar "oh mungkin bapak mau shalat di sebelah" pikir saya. Gak lama sekitar 5 menit saya lihat lagi bayangan mama di lorong pergi ke kamar timur pake baju tidur warna ungu,...

Pengalaman Bertemu Hantu/Jin (Chapter Jogjakarta)

Selamat datang di Jogja, Kami (makhluk ghoib) bukan hanya gossip Sahabat-sahabat ane yg pernah ane sebutin di chapter Palembang, semua berdiskusi mengenai pilihan universitas sebagai pijakan lanjutan pendidikan yg lebih tinggi. rata-rata sahabat ane memilih melanjutkan ke Universitas yg ada di Sumsel pula. Sedang ane, sepakat dengan si babay untuk melanjutkan ke Jogjakarta di Universitas yg terkenal dengan jaket warna tanahnya itu. Untuk memuluskan persiapan kami supaya dapat lulus, si babay menyarankan untuk ambil lembaga kursus intensif untuk persiapan SPMB. Neu**n yg berada di nyutran menjadi pilihan kami berdua dan setelah melaporkan biaya ke emak ane. Alhamdulilah emak ane setuju dan ane pun terdaftar di kursus ini. Rupa2nya emak si babay daftarin dia bukan di kursus sini, malah di pesaingnya. ini pegimane cerite, yg nyaranin malah ke tempat laen wakakkakakkaa. dengan penuh rasa tidak enak dan kekecewaan dengan emaknya, si babay berulang kali meminta maaf ane gansis.  Ya sudah...

PEMBERANGKATAN TERAKHIR

“Aku yakin betul naik kereta malam itu, tapi orang-orang melihat aku jalan kaki di atas rel.” KERETA MALAM -PEMBERANGKATAN TERAKHIR- A THREAD Kisah ini terjadi pada 2006 silam, kala itu santer rumor beredar mengenai 'pemberangkatan terakhir ialah kereta gaib'. Sila tinggalkan jejak, RT, like atau tandai dulu judul utas di atas agar thread tidak hilang atau ketinggalan update. Maleman kita mulai.  Ini sepenggal kisah yang sampai sekarang membuatku parno naik kereta di jam malam. Peristiwa itu amat melekat diingatan bagaimana aku menempuh perjalanan tanpa sadar JKT-YK dalam waktu hampir 5 hari tapi rasanya waktu berhenti di satu malam pertama--  --Aku yakin betul kalau aku menaiki kereta malam itu, tapi orang-orang melihat aku berjalan kaki sepanjang rel yang entah muncul dari mana.  Senin malam, 2006. Aku hendak pulang ke Yogya karena mendapat kabar bapakku sakit. Kala itu aku masih kuliah di salah satu Universitas Negeri di pinggiran Ibu Kota.  Karena dapat kabar men...

”Aku bertarung melawan setan yang tertanam dalam susuk sendiri.”

 “Aku seorang penembang panggung dan aku memakai susuk. Keputusan mencabut susuk kukira hal yang mudah. Tapi sekarang, aku bertarung melawan setan yang tertanam dalam susuk sendiri.” Tengah malam, di satu rumah berbilik kayu, seorang wanita bernama Taya tersentak dari tidur lalu mengerang kesakitan. Urat-urat di wajahnya membiru menonjol keluar menegang. Napasnya tercekat, membuat suaranya berhenti di tenggorokan—  “Kak!! Kakak kenapa?!” Sani, adik Taya satu-satunya panik ketika mendapati kakaknya meringis kesakitan. Ada yang tak biasa dari wajah Taya—di sekujur pipi, dagu dan kening menonjol garis-garis keras serupa jarum-jarum halus.  Sani menyadari sesuatu, buru-buru dia membekap mulut sang kakak agar tak bersuara. “Ssssssttttt” isyarat Sani pelan sambil menangis tanpa suara  Taya mengatur napas, kedua tangannya menggenggam erat sprei dan matanya mendelik ke atas menahan sakit. “KRENGG!!” Suara lonceng terdengar mendekat.  “KREENGG!!” “KREEENGGG!” Lonceng ter...