Langsung ke konten utama

Ervina #3 -LAST-

 Setelah mengunjungi Babeh, bapak pulang membawa air doa yang Babeh berikan. Air itu rutin diminumkan. Keadaan mulai membaik dan vina pun tak lagi melihat sosok itu. Namun gangguan mulai berlanjut lagi saat bapak pulang kampung, karena vina ini emang susah diatur soal main dan yang dia takuti cuma bapak, sehingga omelan mama dan kakak" nya tak membuatnya jera sedikitpun. Jadi saat maghrib kadang dia masih main entah dimana, padahal saat ada bapak maghrib sampai isya adalah waktunya mengaji. Dan meskipun sudah dilarang larang bahkan sampai dimarahi dia masih curi-curi pergi ke dekat pembangunan proyek dengan teman" nya.

Entah hanya perasaan saya ini memang berhubungan atau tidak. Setelah kejadian itu sifat Vina menurut saya berubah jauh, dia jadi sangat keras kepala dan sulit sekali diatur. Dan hanya menurut saat ada bapak.

Akhirnya suatu malam badan vina tiba" menggigil dan keringat dingin. Tak lama dia menangis histeris karena nenek rambut panjang itu datang dan berdiri dekat kakinya. Tak ada orang lain yang bisa lihat (padahal kami di sampingnya) dia terus menangis dipelukan mama. Kami pun mengaji disampingnya sampai dia tenang.

"Nah kan ini jadinya kalau gak dengerin apa kata orang tua. Kenapa shalat gak boleh ditinggalin. Trus maghrib itu jangan main di luar, tapi diem di rumah shalat trus ngaji. Biar vina dilindungin sama Allah. Klo vina nya bandel nanti setannya bakal dateng terus, vina mau?"

Vina hanya menggeleng sambil sesenggukan.

"Makanya mulai sekarang yang rajin shalat sama ngajinya" lanjut mama sambil terus memeluk vina

Saya pun tak ketinggalan ikut bicara, "Trus jangan main ke proyek lagi. Nanti setannya nyulik kamu di sana trus dibawa sama badan-badannya gimana? Mau kamu ilang dibawa setan? Anak yang diculik wewegombel aja belum tentu balik apalagi diculik setan begituan. Nanti kamu dipenjarain sama rajanya trus dijadiin budak di sana, disiksa siksa." kataku dengan nada menakut nakuti karena sudah gemas rasanya melihat kenakalan dia ini.

Alhasil dapet cubitan lah saya di paha ditambah pelototan mama ke saya. Saya sih cuma nyengir" aja emoticon-Hammer


Gangguan itu memang tak sepenuhnya hilang. Vina masih sering melihat si nenek, namun dengan jarak yang cukup jauh dan tak bisa mendekat.


Semenjak itu memang vina jadi agak sensitif terhadap hal" gaib. Seperti kejadian yang belum lama terjadi.

Saat itu vina sudah lulus sd dan baru saja memasuki smp. Namun hobi ngelayapnya tak kunjung hilang. Saat itu vina lagi asik bercanda di depan kontrakan saya bareng anak tetangga yang belum tidur. Lalu mama keluar toko dan memanggil vina.

"Vina.. Pulang. Belum shalat isya kamu, udh disuruh dari tadi sampe udah jam 10 malem gini masih belum shalat juga." mama mulai mengomel

"iya iya," vina menjawab sambil ngedumel. Masuklah dia ke dalam rumah, tapi malah langsung naik ke atas.

"disuruh shalat malah langsung naik ke atas bukannya ambil wudhu dulu." Hasan pun ikut ngomel. Karena memang kamar mandi hanya di bawah. Di atas ini lumayan luas, ada kasur dan dua lemari, awalnya tangga ada di tengah dan jadi sekat untuk kamar, namun dibongkar oleh bapak dan tangga dipindah ke pojok. Jadi ruangan ini los sampai pintu. Di depan pintu ada balkon selebar 1 meter sebagai tempat menjemur pakaian.

Saat mama lagi asik ngobrol dengan tetangga, lalu saya dan hasan yang lagi jaga toko vina tiba" berteriak dan berlari turun.

"Mamaaaaaaa....!!!"

"kenapa? Kenapa?" mama yang mendengar teriakan vina segera masuk rumah dan menghampiri vina.

"itu ma tadi kan vina lagi main gambaran. Trus sapu yang dipintu jatuh. Pas vina noleh di pintu ada cewek pake baju putih rambutnya panjang berdiri liatin vina."

Memang kami semua mendengar suara sapu jatuh setelah sekelebat angin dingin menghembus ke arah rumah. Lalu setelah itu disusul gerimis kecil yang turun.

" Nah kan itu vina dilihatin biar vina shalat. Makanya shalat sana," kata mama

"Takut ma.." vina merajuk

"yaudah shalat di bawah aja di kamar mama. Sini mama temenin"

Saya pun cuma ketawa dan nyeletuk ngeledek dia, "Lagian disuruh shalat malah main gambaran. Dikerjain kan jadinya. Paling "dia" udah ada di sana ngeliatin kamu main gambaran tapi kamunya gak noleh-noleh. Makanya dijatohin dah tuh sapu biar noleh"

Vina makin cemberut kesal karena diledek.

Akhirnya saat malam tidak ada yang berani naik ke atas, barulah saat mama ikut naik dan tidur di sana hasan dan vina mau tidur. Bahkan besoknya setelah dibangunkan mama untuk shalat subuh mereka berdua langsung turun setelah shalat karena mama juga turun untuk siap-siap buka toko. Sampai maghrib pun tak ada yang berani naik ke atas.

"Loh kok lampu atas belum dinyalain? Kan udah gelap," saya yang mampir ke toko heran saat pergi ke dapur yang juga di bawah tangga melihat di atas masih gelap.

Hasan pun nyeletuk "Mba aja sana yang nyalain lampunya,"

"Yaelah, laki kok takut. Hahahaha," saya meledek hasan yang hanya tersenyum kecut.

"Udah sana ah nyalain!" dia bersungut kesal.

Dengan berbekal senter hp saya naik ke atas dan kondisinya benar benar gelap karena semua pintu baik yang di depan dan di sebelah kanan tertutup rapat. Setelah menyalakan lampu saya kembali turun.

"Dah naik sana, shalat udah maghrib dari tadi juga." kataku ke vina.

"Gak ah takut, shalat di bawah aja," vina hanya menyahut sambil nyengir kuda.

Postingan populer dari blog ini

Misteri Suara Tanpa Wujud

Malam itu pekat tak berbintang, hujan sejak sore sudah mulai sedikit reda, menyisakan gerimis halus ... membawa kesejukan. Namun, membuat sekujur tubuh merinding juga. Bagaimana tidak, aku hanya sendirian di rumah kala itu. Ayah dan ibu sedang ke luar kota menjenguk kakak yang habis lahiran. Kebetulan aku tak ikut, karena sering mabuk darat juga karena perjalanan ke rumah saudariku itu terbilang cukup memakan waktu lama. Bisa pegal pinggangku kelamaan duduk dalam mobil. Malam itu, lepas makan semangkuk indomie kaldu dicampur cabe lima biji plus perasan jeruk nipis sebelah, cukup membuat badan sedikit hangat. Makanan penggugah selera itu selalu menjadi makanan pengusir dingin kala malam tiba dengan segudang hawa dingin yang mencekam. Musim hujan selalu membawa berkah bagi Mpok Iin, penjual indomie langgananku di sudut jalan depan. Stok jualannya selalu laris olehku, pecinta mie kaldu. Setelah habis melahap semangkuk makanan andalan, segera bergegas ke ruang belakang rumah. Dapur maksudn...

Privacy Policy

  Narastudio built the app as a Free app. This SERVICE is provided by Narastudio at no cost and is intended for use as is. This page is used to inform visitors regarding our policies with the collection, use, and disclosure of Personal Information if anyone decided to use our Service. If you choose to use our Service, then you agree to the collection and use of information in relation to this policy. The Personal Information that we collect is used for providing and improving the Service. We will not use or share your information with anyone except as described in this Privacy Policy. Information Collection and Use For a better experience, while using our Service, I may require you to provide us with certain personally identifiable information. The information that I request will be retained on your device and is not collected by me in any way. The app does use third party services that may collect information used to identify you. Link to privacy policy of third party service prov...

Lexi Terkencing-kencing

Beberapa hari setelah mendengar melisa yang sudah tiada, kami pun mencoba mengikhlaskan dan cuman mengingat melisa sebagai bagian kenangan yang indah waktu sekolah. Tampaknya bekas trauma dan sedih tentang melisa ini membuat kami benar2 enggan buat membahas dan mengingat2 kejadian maupun kenangan bersama melisa. Bahkan beberapa cew famous yg pernah membully si melisa merasa bersalah dan menemui ane buat menyampaikan permohonan maaf ke melisa (dipikirnya ane dukun apa bisa ngirim salam ke arwah). Ane bahkan sempet candain mereka uda ane sampaikan nanti melisa langsung datang sendiri ngobrol langsung dengan mereka, yang diikuti rasa horor dan kepanikan dari wajah2 cew famous ini wakakakakka. "eh besok sabtu, kita bikin tenda sendiri aja", ajak lexi "emang lu ada tenda?", tanya ane "ada keknya, tapi lupa aku taruh dimana nanti aku cek dlu", jelas lexi. "gua ada, tenang aja nj*ng, tapi tenda ku ne gede banget", ujar mister "ah bagus kalau gede, ...

Teman Kelas Ane Meninggal Misterius (PART 4)

 Teman Kelas Ane Meninggal Misterius (PART 4) Sekitar jam 8an malam ane akhrinya sampai di rumah. Emak ane ternyata lagi nonton tivi barenga adik2 ane. Sembari melepas baju di dalam kamar ane, telpon rumah pun berdering. Kebetulan karena memang di renovasi rumah ane, dari ruang tamu jadi kamar ane, ne telpon diinapkan di kamar ane. Mungkin disengaja apa kagak, tapi memang ne telpon rata2 berbunyi nyariin ane. Setelah berganti pakaian seragam rumah ane, celana pendek dan singletan, ane pun mengangkat ne telpon. Ternyata si melissa yang nelpon. Dia menanyakan dari tadi sore nelpon ane masih belum balik darimana. Ane pun menjelaskan habis ngajak shopping si billy yang pengen berubah dari bujang band malaysia jadi bujang band punk rock skaters. Kami pun terbahak-bahak dan ane menceritakan ekspresi si Billy yg menghabiskan 2 juta rupiah cuman untuk 3 kaos, 1 celana panjang dan 1 celana pendek wakakkakaka. Padahal dia niatan juga mau beli tas dan sepatu buat ke sekolah seperti si lexi da...

Me #2 -DOPPELGANGER-

 Waktu saya masih sekolah sd dan toko bapak masih rame" nya, saya lebih sering belajar sendiri karena orang tua saya sibuk sama pembeli. Malam itu seperti biasa saya lagi ngerjain pr dari sekolah sendirian. Di toko ini ada rak untuk barang yang di taruh di tengah sekaligus jadi pembatas buat sedikit ruangan di belakang yang biasa dipake buat shalat sekaligus tempat tidur orang tuaku. Nah saya belajar di situ sambil menghadap lorong yang ada di belakang rumah. Ngerjain pr sambil tengkurap karena ga pake meja, cuma beralas bantal biar dada ga sakit. Lagi fokus" nya saya ngerjain pr (nunduk) sekilas saya lihat di depan saya bapak lewat di lorong dari arah warung nasi ke kamar saya di timur (posisi toko ada di tengah) pakai gamis putih yang biasa bapak pake kalo pergi shalat jum'at. Saya noleh sebentar "oh mungkin bapak mau shalat di sebelah" pikir saya. Gak lama sekitar 5 menit saya lihat lagi bayangan mama di lorong pergi ke kamar timur pake baju tidur warna ungu,...

Pengalaman Bertemu Hantu/Jin (Chapter Jogjakarta)

Selamat datang di Jogja, Kami (makhluk ghoib) bukan hanya gossip Sahabat-sahabat ane yg pernah ane sebutin di chapter Palembang, semua berdiskusi mengenai pilihan universitas sebagai pijakan lanjutan pendidikan yg lebih tinggi. rata-rata sahabat ane memilih melanjutkan ke Universitas yg ada di Sumsel pula. Sedang ane, sepakat dengan si babay untuk melanjutkan ke Jogjakarta di Universitas yg terkenal dengan jaket warna tanahnya itu. Untuk memuluskan persiapan kami supaya dapat lulus, si babay menyarankan untuk ambil lembaga kursus intensif untuk persiapan SPMB. Neu**n yg berada di nyutran menjadi pilihan kami berdua dan setelah melaporkan biaya ke emak ane. Alhamdulilah emak ane setuju dan ane pun terdaftar di kursus ini. Rupa2nya emak si babay daftarin dia bukan di kursus sini, malah di pesaingnya. ini pegimane cerite, yg nyaranin malah ke tempat laen wakakkakakkaa. dengan penuh rasa tidak enak dan kekecewaan dengan emaknya, si babay berulang kali meminta maaf ane gansis.  Ya sudah...

PEMBERANGKATAN TERAKHIR

“Aku yakin betul naik kereta malam itu, tapi orang-orang melihat aku jalan kaki di atas rel.” KERETA MALAM -PEMBERANGKATAN TERAKHIR- A THREAD Kisah ini terjadi pada 2006 silam, kala itu santer rumor beredar mengenai 'pemberangkatan terakhir ialah kereta gaib'. Sila tinggalkan jejak, RT, like atau tandai dulu judul utas di atas agar thread tidak hilang atau ketinggalan update. Maleman kita mulai.  Ini sepenggal kisah yang sampai sekarang membuatku parno naik kereta di jam malam. Peristiwa itu amat melekat diingatan bagaimana aku menempuh perjalanan tanpa sadar JKT-YK dalam waktu hampir 5 hari tapi rasanya waktu berhenti di satu malam pertama--  --Aku yakin betul kalau aku menaiki kereta malam itu, tapi orang-orang melihat aku berjalan kaki sepanjang rel yang entah muncul dari mana.  Senin malam, 2006. Aku hendak pulang ke Yogya karena mendapat kabar bapakku sakit. Kala itu aku masih kuliah di salah satu Universitas Negeri di pinggiran Ibu Kota.  Karena dapat kabar men...

”Aku bertarung melawan setan yang tertanam dalam susuk sendiri.”

 “Aku seorang penembang panggung dan aku memakai susuk. Keputusan mencabut susuk kukira hal yang mudah. Tapi sekarang, aku bertarung melawan setan yang tertanam dalam susuk sendiri.” Tengah malam, di satu rumah berbilik kayu, seorang wanita bernama Taya tersentak dari tidur lalu mengerang kesakitan. Urat-urat di wajahnya membiru menonjol keluar menegang. Napasnya tercekat, membuat suaranya berhenti di tenggorokan—  “Kak!! Kakak kenapa?!” Sani, adik Taya satu-satunya panik ketika mendapati kakaknya meringis kesakitan. Ada yang tak biasa dari wajah Taya—di sekujur pipi, dagu dan kening menonjol garis-garis keras serupa jarum-jarum halus.  Sani menyadari sesuatu, buru-buru dia membekap mulut sang kakak agar tak bersuara. “Ssssssttttt” isyarat Sani pelan sambil menangis tanpa suara  Taya mengatur napas, kedua tangannya menggenggam erat sprei dan matanya mendelik ke atas menahan sakit. “KRENGG!!” Suara lonceng terdengar mendekat.  “KREENGG!!” “KREEENGGG!” Lonceng ter...