Langsung ke konten utama

Pesugihan Tukar Janin

 Disangka atau tidak, hal ini masih sering terjadi di sekitar kita.

Pernah dengar? ...




Di sebuah toko sembako berbentuk ruko tiga lantai yang tengah ramai pembeli, seorang anak laki-laki berusia sekitar empat tahun berdiri di sudut tangga memperhatikan satu pegawai toko yang berdiri mengamati antrian panjang di kasir. 

Pegawai perempuan di kasir itu tampak kewalahan, pegawai laki-laki itu menghampiri menawarkan bantuan. 

Rupanya diam-diam dia menguntit uang pembelian yang sengaja tidak dimasukan ke dalam struk. 

Aksinya di tangkap basah oleh anak laki-laki bermata sedikit juling yang mengidap autis.


Setelah melakukan aksinya, dia beralibi meninggalkan kasar yang katanya untuk mengecek barang di lantai tiga. 

Pegawai itu naik ke lantai tiga dibuntuti oleh anak tersebut.

Di lantai tiga dia tampak menghitung uang hasil curiannya tadi, pelan-pelan anak tersebut menghampiri, 

“Mas Nasir” panggil anak tersebut,


Pegawai yang namanya terpanggil tampak terkejut melihat anak majikannya menatapnya tajam, kemudian tersenyum lebar padanya. 

Entah bagaimana bisa, anak itu menarik rak besi tinggi yang berisikan kardus-kardus barang penuh. Rak besi panjang itu menimpa nasir, 

besi-besi runcing yang menonjol dari rak panjang tersebut menancap kepala, leher, menembus dada dan perut hingga alat kelaminnya. 

Nasir pun tewas mengenaskan dihadapan seorang anak laki-laki yang tampak tertawa riang. 

Namanya Tomo, Dia adalah anak kedua Rudi dan Yuli (pemilik toko) yang lahir, namun fakta bahwa Tomo sejatinya memiliki kakak dirahasiakan oleh mereka. 

Entah ada kaitannya atau tidak, Tomo lahir dengan kondisi mental yang tidak sempurna, dia divonis autis yang membuat prilakunya kerap kali meledak-ledak. 

Rudi dan Yuli memeriksa CCTV dan melihat jelas anak mereka yang melakukannya. File CCTV tersebut pun langsung dihapus dan mereka mengganti CCTV dengan yang terbaru dengan alasan rusak. 

Kematian Nasir dianggap sebagai kecelakaan kerja biasa, namun Rudi dan Yuli tau betul bahwa itu merupakan peristiwa tak biasa yang membuat mereka seketika Was-was. 

“Tomo, kamu mendorong rak ke pak nasir?”


“dia jahat” Tomo menjawab polos dan datar 

Sudah hampir enam tahun sejak mereka melakukan ijab pesugihan meteng tembean, ada ritual rutin yang harus mereka jalanin setiap selasa kliwon, dan mereka memiliki pantangan untuk membuka usaha pada hari tersebut. 

Semua itu tak putus mereka jalani, bahkan mereka menambah penumbalan ayam, kambing dan kerbau untuk menggenapi ritual mereka. 

Daging setelah ritual dibagikan pada warga kampung dan mereka tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging atau makanan sesembahan sendiri. Pundi-pundi kekayaan Rudi dan Yuli seolah tak pernah habis. 

Mereka membuka beberapa usaha dari mulai restoran, toko sembako, hingga konter ponsel yang semuanya berkembang pesat dari cabang ke cabang.

Rudi dan Yuli dikenal sebagai orang terkaya di desa tempat mereka tinggal, 

mereka pun dikenal dermawan karena kerap membagikan rezeki mereka ke warga kampung.


Kematian Nasir bukan kali pertama yang ganjil, sebelumnya ada pemilik ruko yang menolak menjual rukonya pada keluarga mereka, 

namun secara tiba-tiba dia tertabrak truk saat hendak keluar dari kawan ruko.


Lagi-lagi, Kala itu Tomo menjadi saksi yang menatap lurus saat korban tertabrak truk hingga kepalanya pecah dan tewas di tempat. 

Pada akhirnya pihak keluarga yang menjadi ahli waris pun memutuskan untuk menjual ruko mereka pada Rudi. 

Mereka menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan anak mereka. Tomo tidak hanya sering berbicara dan bermain sendiri, dia mengatakan bahwa dirinya memiliki teman, 

“Ini temanku, dia kakak-ku juga” ucap Tomo saat ditemui sedang tertawa dan bermain lari-larian sendiri di ruang tengah. 

Mendengar itu Yuli merinding seketika, pernah satu waktu ketika memandikan Tomo tiba-tiba dia dicekik oleh anaknya yang seperti tengah kerasukan dengan suara yang lebih berat Tomo mengecam,


“IBU KENAPA AKU DIBUNUH? KENAPA AKU DIBUNUH?!” 

Beruntungnya hal itu berlangsung singkat, Tomo seketika melemas dan pingsan.


Mulanya, Yuli enggan membicarakan hal tersebut pada Rudi, dia khawatir Rudi akan mengambil pikiran pendek terhadap Tomo. 

Hal-hal tak masuk akan terus terjadi di rumah mereka, termasuk bangkai tikus yang kerap ditemui di dalam kamar Tomo. 

Beberapa kali di mulut Tomo ada bercak darah bau yang membuat mereka berpikir bahwa Tomo telah membunuh dan memakan tikus itu hidup-hidup. 

Sampai satu ketika, mereka kembali ke Si Mbah yang membantu mereka melakukan pesugihan, mereka berharap dapat pertolongan untuk Tomo, namun mereka malah mendapati hal yang tak mereka duga, 

Rudi dan Yuli seketika teringat kematian-kematian orang sekitar mereka yang secara tak langsung melibatkan Tomo—orang-orang yang berniat buruk dan tak sepaham dengan mereka, semuanya tewas secara mengerikan. 

Bukan tak mungkin, hal yang sama akan terjadi pada diri mereka.


“Kita sudah pernah melakukan ini pada anak pertama kita, sekarang kita harus lakukan lagi pada Tomo” ujar Rudi. 

Dengan berat hati Yuli tak bisa menolak, semua yang dia mulai harus dia jalani dengan segala resikonya. 

Harusnya sedari awal dia mencoba mengikuti saran dari Si Mbah bahwa,

“jangan pernah sayang dengan anak sendiri, ingat, mereka bukan milikmu.”


Namun ikatan itu terjalin begitu saja layaknya seorang ibu dan anak tanpa bisa Yuli kontrol. 

Pada akhirnya mereka harus menjadikan Tomo sebagai tumbal di ritual selanjutnya.


Usai mendapat petunjuk dan tata cara dari Si Mbah, mereka pulang dengan perasaan kacau. 

Sejak saat itu, Tomo semakin aneh, dia bahkan mengatakan pada Yuli,


“ibu, kata temanku, ibu mau bunuh aku? Coba saja kalau bisa”

Tomo mengucap dengan riang sambil tertawa berlari-larian seperti meledek. 

Sampai akhirnya, hari ritual pun tiba. Rudi dan Yuli hendak menumbalkan anak mereka sendiri.


Namun tebak, siapa yang akhirnya mati? … 

Saat akan memeluk anaknya sebelum dibawa ke ruang ritual, tanpa diduga Tomo mendorong Yuli hingga jatuh ke tangga dari lantai dua rumah mereka. 

Yuli terbentur beberapa kali sampai akhirnya jatuh ke dasar lantai dan merembeskan darah dari tubuhnya. 

Mendengar suara jeritan Yuli, Rudi segera keluar dari ruang ritual, dia menghampiri istrinya. Namun sangat cepat Tomo menusuk kepala Rudi dari belakang dengan pisau besar hingga menembus kening. 

Rudi dan Yuli tewas, akan tetapi keberadaan Tomo sampai sekarang tidak ditemukan di rumah tersebut.

Tomo hilang begitu saja tanpa jejak.


Kemana Tomo? 


Postingan populer dari blog ini

Misteri Suara Tanpa Wujud

Malam itu pekat tak berbintang, hujan sejak sore sudah mulai sedikit reda, menyisakan gerimis halus ... membawa kesejukan. Namun, membuat sekujur tubuh merinding juga. Bagaimana tidak, aku hanya sendirian di rumah kala itu. Ayah dan ibu sedang ke luar kota menjenguk kakak yang habis lahiran. Kebetulan aku tak ikut, karena sering mabuk darat juga karena perjalanan ke rumah saudariku itu terbilang cukup memakan waktu lama. Bisa pegal pinggangku kelamaan duduk dalam mobil. Malam itu, lepas makan semangkuk indomie kaldu dicampur cabe lima biji plus perasan jeruk nipis sebelah, cukup membuat badan sedikit hangat. Makanan penggugah selera itu selalu menjadi makanan pengusir dingin kala malam tiba dengan segudang hawa dingin yang mencekam. Musim hujan selalu membawa berkah bagi Mpok Iin, penjual indomie langgananku di sudut jalan depan. Stok jualannya selalu laris olehku, pecinta mie kaldu. Setelah habis melahap semangkuk makanan andalan, segera bergegas ke ruang belakang rumah. Dapur maksudn...

Privacy Policy

  Narastudio built the app as a Free app. This SERVICE is provided by Narastudio at no cost and is intended for use as is. This page is used to inform visitors regarding our policies with the collection, use, and disclosure of Personal Information if anyone decided to use our Service. If you choose to use our Service, then you agree to the collection and use of information in relation to this policy. The Personal Information that we collect is used for providing and improving the Service. We will not use or share your information with anyone except as described in this Privacy Policy. Information Collection and Use For a better experience, while using our Service, I may require you to provide us with certain personally identifiable information. The information that I request will be retained on your device and is not collected by me in any way. The app does use third party services that may collect information used to identify you. Link to privacy policy of third party service prov...

Lexi Terkencing-kencing

Beberapa hari setelah mendengar melisa yang sudah tiada, kami pun mencoba mengikhlaskan dan cuman mengingat melisa sebagai bagian kenangan yang indah waktu sekolah. Tampaknya bekas trauma dan sedih tentang melisa ini membuat kami benar2 enggan buat membahas dan mengingat2 kejadian maupun kenangan bersama melisa. Bahkan beberapa cew famous yg pernah membully si melisa merasa bersalah dan menemui ane buat menyampaikan permohonan maaf ke melisa (dipikirnya ane dukun apa bisa ngirim salam ke arwah). Ane bahkan sempet candain mereka uda ane sampaikan nanti melisa langsung datang sendiri ngobrol langsung dengan mereka, yang diikuti rasa horor dan kepanikan dari wajah2 cew famous ini wakakakakka. "eh besok sabtu, kita bikin tenda sendiri aja", ajak lexi "emang lu ada tenda?", tanya ane "ada keknya, tapi lupa aku taruh dimana nanti aku cek dlu", jelas lexi. "gua ada, tenang aja nj*ng, tapi tenda ku ne gede banget", ujar mister "ah bagus kalau gede, ...

Teman Kelas Ane Meninggal Misterius (PART 4)

 Teman Kelas Ane Meninggal Misterius (PART 4) Sekitar jam 8an malam ane akhrinya sampai di rumah. Emak ane ternyata lagi nonton tivi barenga adik2 ane. Sembari melepas baju di dalam kamar ane, telpon rumah pun berdering. Kebetulan karena memang di renovasi rumah ane, dari ruang tamu jadi kamar ane, ne telpon diinapkan di kamar ane. Mungkin disengaja apa kagak, tapi memang ne telpon rata2 berbunyi nyariin ane. Setelah berganti pakaian seragam rumah ane, celana pendek dan singletan, ane pun mengangkat ne telpon. Ternyata si melissa yang nelpon. Dia menanyakan dari tadi sore nelpon ane masih belum balik darimana. Ane pun menjelaskan habis ngajak shopping si billy yang pengen berubah dari bujang band malaysia jadi bujang band punk rock skaters. Kami pun terbahak-bahak dan ane menceritakan ekspresi si Billy yg menghabiskan 2 juta rupiah cuman untuk 3 kaos, 1 celana panjang dan 1 celana pendek wakakkakaka. Padahal dia niatan juga mau beli tas dan sepatu buat ke sekolah seperti si lexi da...

Me #2 -DOPPELGANGER-

 Waktu saya masih sekolah sd dan toko bapak masih rame" nya, saya lebih sering belajar sendiri karena orang tua saya sibuk sama pembeli. Malam itu seperti biasa saya lagi ngerjain pr dari sekolah sendirian. Di toko ini ada rak untuk barang yang di taruh di tengah sekaligus jadi pembatas buat sedikit ruangan di belakang yang biasa dipake buat shalat sekaligus tempat tidur orang tuaku. Nah saya belajar di situ sambil menghadap lorong yang ada di belakang rumah. Ngerjain pr sambil tengkurap karena ga pake meja, cuma beralas bantal biar dada ga sakit. Lagi fokus" nya saya ngerjain pr (nunduk) sekilas saya lihat di depan saya bapak lewat di lorong dari arah warung nasi ke kamar saya di timur (posisi toko ada di tengah) pakai gamis putih yang biasa bapak pake kalo pergi shalat jum'at. Saya noleh sebentar "oh mungkin bapak mau shalat di sebelah" pikir saya. Gak lama sekitar 5 menit saya lihat lagi bayangan mama di lorong pergi ke kamar timur pake baju tidur warna ungu,...

Pengalaman Bertemu Hantu/Jin (Chapter Jogjakarta)

Selamat datang di Jogja, Kami (makhluk ghoib) bukan hanya gossip Sahabat-sahabat ane yg pernah ane sebutin di chapter Palembang, semua berdiskusi mengenai pilihan universitas sebagai pijakan lanjutan pendidikan yg lebih tinggi. rata-rata sahabat ane memilih melanjutkan ke Universitas yg ada di Sumsel pula. Sedang ane, sepakat dengan si babay untuk melanjutkan ke Jogjakarta di Universitas yg terkenal dengan jaket warna tanahnya itu. Untuk memuluskan persiapan kami supaya dapat lulus, si babay menyarankan untuk ambil lembaga kursus intensif untuk persiapan SPMB. Neu**n yg berada di nyutran menjadi pilihan kami berdua dan setelah melaporkan biaya ke emak ane. Alhamdulilah emak ane setuju dan ane pun terdaftar di kursus ini. Rupa2nya emak si babay daftarin dia bukan di kursus sini, malah di pesaingnya. ini pegimane cerite, yg nyaranin malah ke tempat laen wakakkakakkaa. dengan penuh rasa tidak enak dan kekecewaan dengan emaknya, si babay berulang kali meminta maaf ane gansis.  Ya sudah...

PEMBERANGKATAN TERAKHIR

“Aku yakin betul naik kereta malam itu, tapi orang-orang melihat aku jalan kaki di atas rel.” KERETA MALAM -PEMBERANGKATAN TERAKHIR- A THREAD Kisah ini terjadi pada 2006 silam, kala itu santer rumor beredar mengenai 'pemberangkatan terakhir ialah kereta gaib'. Sila tinggalkan jejak, RT, like atau tandai dulu judul utas di atas agar thread tidak hilang atau ketinggalan update. Maleman kita mulai.  Ini sepenggal kisah yang sampai sekarang membuatku parno naik kereta di jam malam. Peristiwa itu amat melekat diingatan bagaimana aku menempuh perjalanan tanpa sadar JKT-YK dalam waktu hampir 5 hari tapi rasanya waktu berhenti di satu malam pertama--  --Aku yakin betul kalau aku menaiki kereta malam itu, tapi orang-orang melihat aku berjalan kaki sepanjang rel yang entah muncul dari mana.  Senin malam, 2006. Aku hendak pulang ke Yogya karena mendapat kabar bapakku sakit. Kala itu aku masih kuliah di salah satu Universitas Negeri di pinggiran Ibu Kota.  Karena dapat kabar men...

”Aku bertarung melawan setan yang tertanam dalam susuk sendiri.”

 “Aku seorang penembang panggung dan aku memakai susuk. Keputusan mencabut susuk kukira hal yang mudah. Tapi sekarang, aku bertarung melawan setan yang tertanam dalam susuk sendiri.” Tengah malam, di satu rumah berbilik kayu, seorang wanita bernama Taya tersentak dari tidur lalu mengerang kesakitan. Urat-urat di wajahnya membiru menonjol keluar menegang. Napasnya tercekat, membuat suaranya berhenti di tenggorokan—  “Kak!! Kakak kenapa?!” Sani, adik Taya satu-satunya panik ketika mendapati kakaknya meringis kesakitan. Ada yang tak biasa dari wajah Taya—di sekujur pipi, dagu dan kening menonjol garis-garis keras serupa jarum-jarum halus.  Sani menyadari sesuatu, buru-buru dia membekap mulut sang kakak agar tak bersuara. “Ssssssttttt” isyarat Sani pelan sambil menangis tanpa suara  Taya mengatur napas, kedua tangannya menggenggam erat sprei dan matanya mendelik ke atas menahan sakit. “KRENGG!!” Suara lonceng terdengar mendekat.  “KREENGG!!” “KREEENGGG!” Lonceng ter...